Mendagri Tito Karnavian Lantik Prof. Fadjry Djufry Sebagai Pj Gubernur Sulsel, Apa Pesan Mendalamnya?
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian resmi melantik Prof Fadjry Djufry sebagai penjabat Gubernur Sulsel menggantikan Prof. Zudan Arif Fakrulloh. [ FOTO: istimewa]
PABICARA.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, resmi melantik Prof. Fadjry Djufry sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, menggantikan Prof. Zudan Arif Fakrulloh yang dipromosikan sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Pelantikan tersebut dilaksanakan di Sasana Bhakti Praja (SBP) lantai 3 Gedung C Kemendagri, pada Selasa, 7 Januari 2025.
Dalam sambutannya, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan rasa haru atas promosi jabatan Prof. Zudan sebagai Kepala BKN Pusat. Ia menyebutkan bahwa Prof. Zudan telah bekerja bersama dirinya sejak Tito menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
"Saya merasa terharu karena sejak saya menjabat, kami sudah bekerja bersama. Pak Zudan menjabat sebagai Dirjen Dukcapil selama 7 tahun dan juga di Sestama Badan Pengelolaan Perbatasan," ungkap Tito dilansir dari Youtube Kemendagri.
Tito juga menyatakan kebanggaannya atas kepercayaan dan amanah yang diterima Prof. Zudan, dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin selama lima tahun.
"Selama lima tahun saya menjabat Mendagri, kami saling mengisi dan bekerja bersama. Saya melepasnya dengan rasa ikhlas dan gembira. Semoga di tempat yang baru Pak Zudan tidak melupakan kami," tutur Tito.
Menurut Mendagri, konsekuensi dari promosi jabatan Prof. Zudan sebagai Kepala BKN adalah harus meninggalkan jabatan Pj Gubernur. Tito mengungkapkan bahwa banyak masukan yang diterima mengenai sosok yang dapat mengisi posisi Pj Gubernur Sulsel. Salah satu yang muncul adalah Prof. Fadjry Djufry, yang dinilai memiliki pengalaman dan merupakan putra daerah.
"Konsekuensinya, otomatis harus ada penggantian pejabat. Salah satunya adalah Bapak Prof. Fadjry. Dengan pengalaman beliau, apalagi sebagai putra daerah, saya yakin beliau akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Presiden sudah memberikan kepercayaan melalui Keputusan Presiden yang telah dibacakan," harap Tito.
Tito juga mengingatkan Pj Gubernur yang baru untuk menjaga komunikasi dengan penjabat sebelumnya (Prof. Zudan). Ia menambahkan bahwa jabatan Pj Gubernur hanya akan berlangsung sekitar 2-3 bulan, dan pada Februari atau Maret mendatang akan ada pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur definitif.
"Sedang dilakukan diskusi antara KPU, MK, dan juga dengan arahan dari Presiden mengenai waktu pelantikan kepala daerah, terutama yang tidak ada sengketa di MK. Jadi mungkin 3 bulan Bapak akan menjalani tugas di sana sebagai penjabat. Silakan Pak Fadjry fokus pada hal-hal penting selain rutinitas," pesan Tito Karnavian yang juga mantan Kapolri.
Tito kemudian mengingatkan Prof. Fadjry Djufry untuk bekerja sama dengan Forkopimda dalam menangani bencana banjir di beberapa wilayah Sulsel. Ia juga menekankan pentingnya program-program Presiden yang harus mendapat perhatian di seluruh daerah, termasuk di Sulawesi Selatan.
"Program-program Presiden yang perlu mendapat perhatian, mulai dari swasembada pangan. Sulawesi Selatan adalah salah satu lumbung pangan Indonesia. Dengan pengalaman Bapak di bidang pertanian, kami harapkan bisa mempercepat program swasembada pangan untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia," kata Tito.
"Tentu saja ada program lain yang juga perlu perhatian, seperti penanggulangan stunting, kekurangan gizi pada anak-anak dan ibu hamil, serta program makan bergizi dan hilirisasi," lanjut Tito.
Tito Karnavian yang juga seorang profesor meminta Pj Gubernur untuk segera membangun komunikasi dengan seluruh stakeholder di Sulsel, baik Ketua dan anggota DPRD, pejabat formal Forkopimda (TNI, Polri, Kejaksaan, Pengadilan), serta pejabat informal di Sulawesi Selatan.
"Karena Bapak adalah putra Soppeng, putra Sulawesi Selatan, saya yakin Bapak akan cepat membangun hubungan yang baik dengan semua pihak di daerah," pungkas Tito Karnavian (*)